Judul : The Magic Library
Penulis: Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Pengalih Bahasa : Ridwana Saleh
Pengalih Bahasa : Ridwana Saleh
Tahun Terbit: Juni 2016
Penerbit: Mizan Pustaka
Jumlah halaman: 284 halaman
ISBN: 978-979-433-924-4
Pembaca
yang baik,
Buku
di tangan Anda ini benar-benar unik, susah menggambarkan isinya. Tapi,
kira-kira seperti ini:
Dua
saudara sepupu, Berit dan Nils, tinggal di kota yang berbeda. Untuk
berhubungan, kedua remaja ini membuat sebuah buku-surat yang mereka tulisi dan
saling kirimkan di antara mereka. Anehnya, ada seorang wanita misterius, Bibbi
Bokken, yang mengincar buku-surat itu. Bersama komplotannya, tampaknya Bibbi
menjalankan sebuah rencana rahasia atas diri Berit dan Nils. Rencana itu berhubungan
dengan sebuah perpustakaan ajaib dan konspirasi dunia perbukuan. Berit dan Nils
tidak gentar, bahkan bertekad mengungkapkan misteri ini dan menemukan
Perpustakaan Ajaib.
Buku
ini juga berisi cerita detektif, cerita misteri, perburuan harta karun, petualangan
ala Lima Sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasifikasi Desimal Dewey, Winnie the
Pooh, Anne Frank, kisah cinta, korespodensi, teori sastra, teori fiksi, teori
menulis puisi, sejarah buku, drama, film perpustakaan, penerbitan, humor,
konspirasi…
Buku
karya Jostein Gaarder yang kubaca setelah The Puppeters dan ternyata sangat
ringan jika dibandingkan. Setelah dibaca dari awal ternyata memang buku karya
kolaborasi Jostein Gaarder dengan Klaus Hagerup yang merupakan seorang penulis
Norwegia dan karyanya kebanyakan berjenis bacaan anak dan remaja.
Setelah
lihat para penulisnya jadi paham kenapa novel ini bercerita tentang petualangan
dua anak yang menginjak remaja menemukan sebuah perpustakaan. Terus terang
diawal baca buku ini aku membayangkan cerita Lima Sekawan, cerita tentang
deteftif remaja. Bahasa dan cerita yang dipakai cukup ringan dan khas cerita
anak yang menginjak remaja, tapi tidak mengurangi ketertarikan baca secara
keseluruhan.
Cerita
dalam buku ini diawali dengan dua sepupu yang ingin selalu terhubung meskipun
mereka tinggal di dua tempat yang berbeda. Karena kesukaan mereka terhadap buku
dan menulis tercetusnya untuk membuat buku-surat. Ya sebuah buku yang isinya
adalah surat menyurat mereka berdua. Awalnya mereka hanya ingin mengisi dengan cerita
kesehariannya kepada sepupunya. Tapi, ternyata akhirnya mereka malah tertarik
dengan seorang wanita misterius yang mereka temui.
Mereka
merasa wanita misterius ini yang ternyata bernama Bibbi Bokken, mempunyai
sebuah perpustakaan yang Ajaib. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk
menyelidiki perpustakaan milik Bibbi Bokken. Dalam pencarian Perpustakaan Ajaib
ini mereka ternyata juga menghadapi orang-orang yang tertarik dengan buku-surat
mereka berdua. Sambil menyelidiki keberadaan Perpustakaan Ajaib mereka berdua
juga berjuang untuk melindungi buku-surat agar tidak sampai terlepas ketangan
orang lain.
Cerita
tentang dunia perbukuan, perpustakaan bahkan disatukan dengan dunia detektif oh
ya juga ada cerita bagaimana proses sebuah tulisan menjadi sebuah buku. Bagiku
novel ini cocok untuk semua umur meskipun tokohnya adalah para remaja awal. Isi
dalam novel ini menceritakan bagaimana seseorang sangat menyukai dunia buku dengan
berbagai genre dari dongeng sampai puisi. Dari seseorang pembaca buku menjadi
seorang penulis buku cerita yang sangat menarik. Banyak istilah yang berkaitan
dengan dunia pembaca buku dan kepenulisan di berikan.
Mau tau bagaimana perasaanku saat membaca buku ini? Awalnya sih berpikiran kok karangan Jostein Gaarder bercerita tentang anak-anak? Ternyata salah walaupun tokoh utama adalah anak-anak yang menginjak remaja, tapi isi ceritanya banyak banget yang perlu kuketahui. Banyak hal yang ternyata belum aku ketahui tentang dunia membaca buku, menulis sebuah buku dan juga buku-buku yang menurutku remeh ternyata ceritanya mengandung banyak makna. Aku cukup rekomendasikan buat yang suka buku karena sarat akan cerita tentang budaya membaca dan cerita banyak buku.
" Jika aku membaca sebuah buku yang kusukai, rasanya apa yang kubaca membawa pikiranku melayang keluar buku itu. Buku kan bukan hanya terdiri dari kata-kata atau gambar di atas kertas belaka, melainkan juga semua yang aku bayangkan saat membacanya."
“Seseorang
pernah berkata: ‘Buku adalah teman terbaik.’Orang lain pernah mengucapkan
kalimat yang mirip dengan itu: ‘Siapa yang bisa menemukan buku yang tepat, akan
berada di tengah-tengah teman terbaik. Di sana kita akan berbaur dengan
karakter yang paling pintar, paling intelek, dan paling luhur; di sana kebanggaan
serta keluhuran manusia bersemayam.’”(hal 226)
“Sebuah
buku adalah dunia ajaib penuh symbol yang menghidupkan kembali si mati dan
memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup.”(hal 228).