21 Jul 2019

Perjalanan Menemukan Arti Hidup



Judul : Rasa
Penulis: Nuril Basri
Tahun Terbit:  2019
Penerbit: Gagas Media
Jumlah halaman: 366 halaman
ISBN: 978-979-780-942-3

Seberapa sering kita mempertanyakan arti hidup?
Meragukan diri sendiri, lalu menyerah pada keadaan?
Kamu tidak sendiri, Maya pun begitu.

Ditengah riuhnya masalah yang datang dan pergi, ia merasa hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Namun, disisi lain, dia belum benar-benar menemukan makna dari setiap masalah yang menderanya. Ia hanya percaya, bahwa hidup terus berjalan.

Beratus-ratus kilo meter dari rumah, Maya menemukan banyak kejutan di kapal pesiar tempat ia bekerja. Tentang persahabatan yang ia kira berlangsung selamanya, tentang cinta yang ia impikan akan selalu baik-baik saja. Ia melalui suka duka di berbagai kota dunia, di St. Petersburg, Copenhagen, juga London.


Ya, meski dengan hati terluka, ia tetap melangkah, menapaki hidup yang harus ia jalani. Maukah kau menjadi temannya untuk perjalanan ini?




Novel ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita yang memasuki usia 30 tahun, yang bernama Maya. Dia merasakan seperti sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan, karena pada usianya yang memasuki kepala 3 dia merasa tidak mengerti akan siapa dirinya dan apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidupnya. 
Keinginan kuatnya untuk keluar dari semua lingkungan hidupnya di Indonesia dan menjadi Maya yang baru, membuatnya mencari pekerjaan di sebuah kapal pesiar di Eropa.

Dalam novel ini kalian akan dibawa untuk melihat bagaimana ritme pekerjaan dalam sebuah kapal pesiar. Apa saja sebenarnya yang ada di dalamnya dan seperti apa para pegawainya. Kalau kalian membayangkan enaknya bekerja di sebuah kapal pesiar buang jauh itu semua. Enak sih bisa berkeliling Eropa gratis tanpa dipungut biaya malah di bayar, tapi beban pekerjaannya lumayan berat. 
Kehidupan Maya di kapal pesiar benar-benar di ceritakan secara detail bagaimana perjuangannya melampaui semuanya. Dari pengetahuannya yang nol sampai terbiasa dengan semua ritmenya. Penggambaran kota-kota yang disinggahi walaupun tidak secara mendetail, paling tidak bisa melihat secara garis besar.

“Pernah aku sangat kelelahan dengan segalanya dan ketika aku pulang ke kabin aku masuk kamar mandi, mengucurkan air hangat dari shower, lalu menangis sambal jongkok dan memeluk lututku di bawahnya dengan dramtis sampai puas. Aku ingin pulang saja.” (hal 13)

Ternyata perjalanan Maya tidak berakhir di kapal pesiar saja. Setelah beberapa bulan dia pulang ke Indonesia, dia kembali berkelana di kota London. Di kota ini dia benar-benar merasakan perjuangan yang lebih berat lagi dalam kehidupannya. Banyak kejadian yang membuatnya harus merasakan terpuruk dan bangkit kembali karena dia tahu bahwa hanya dia sendiri yang bisa menolongnya, dan ada makna yang terkandung dalam setiap masalahnya.

Novel karya Nuril Basri pertama yang aku baca ini memakai sudut pandang dari orang pertama. Karena dari sudut pandang Maya inilah aku bisa merasakan semua gejolak pikiran yang dirasakan Maya, semua kekhawatiran dan kebimbangan.

Semua interaksi tokoh dalam novel ini diceritakan dengan jelas. Interaksi antara Maya dan Oleksii yang banyak bercanda tapi santai. Maya dengan kekasihnya yang naik turun. Maya dengan Jonathan yang cheesy.
Dan mungkin yang paling bikin aku adem itu interaksi Maya dengan mamanya. Sebandel apapun anaknya, sejauh apapun anaknya pergi setiap ibu pasti menginginkan anaknya kembali ke pelukannya.

“Maya, semua orang memiliki sebuah rongga dalam diri mereka yang selalu ingin mereka isi.  Isinya tidak sama untuk tiap orang. Tugas tiap orang adalah mencari apa yang bisa mengisi ruang kosong tersebut. Tugasku sebagai ibu, adalah mengkhawatirkanmu dan menyuruhmu pulang.” (hal 362)

Novel ini cocok buat yang lagi mencari jati diri terutama yang punya kekawatiran karena umur yang sudah mendekati kepala 3 dan belum punya pasangan. Bagiku sendiri di awal aku merasa sedikit bosan karena cerita hanya berkutat dengan konflik didaalm kapal pesiar yang kurang greget bagiku. Tapi aku mulai benar-benar menikmati dan semakin terhanyut saat Maya mulai menginjak di London. Mungkin kalian akan sedikit merasa kesal dengan sikap Maya. 

Aku jatuh cinta dengan Oleksii btw (siapa juga yang nanya sih), sikap dia kepada Maya yang cukup manis sebagai seorang sahabat. Walaupun awalnya dia suka dengan Maya tapi tidak menghalanginya untuk selalu ada sebagai seorang sahabat bagi Maya. Tuh kan berkaca-kaca akunya kalau ingat bagaimana dia selalu ada untuk menghibur Maya saat kesulitan meskipun jaraknya cukup jauh. Sebenarnya aku masih mengharapkan cerita berlanjut untuk pertemuan keduanya, tapi penulis menginginkan hanya sampai Maya menyadari untuk pulang ke pelukan mamanya.



Tidak ada komentar:

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...