Sekelumit cerita tentang para wanita-wanita tangguh berusaha
untuk bangkit sembuh dari penyakit yang bagi kita para perempuan normal sangat
mengerikan.
Kira-kira
apa yang akan terlintas dibenak kita saat kita mendengar kanker dan kemoterapi?
Yang terbayangkan pertama bagi kita orang normal adalah para penderita kanker
yang tak berdaya tiduran di kamar dan menjalani kemoterapi yang berat, harus
duduk di kursi roda kemana-mana, lemah, pucat rambut yang semakin menipis, mual
nggak habis. Pemikiran yang selalu hinggap pada orang normal terutama orang
yang belum pernah bersentuhan dengan para penderita kanker. Termasuk diriku
sendiri dan semua itu terpatahkan karena kebersamaanku dengan mereka selama 2
hari.
Beberapa
hari kemarin aku berkesempatan menemani adikku untuk menjalani kemoterapi
karena kanker serviks yang dideritanya. Pertama kali yang kubayangkan saat aku
dapat berita tentang penyakitnya dia akan lemah nggak berdaya selalu ditemani
kemanapun. Dan ternyata selama masa pengobatannya dia jalan sendiri ke rumah
sakit yang kalau boleh dibilang termasuk luar kota, perjalanan dari rumahnya ke
rumah sakit bisa menempuh sekitar 4-5 jam perjalanan bahkan bisa lebih kalau
jalanan padat.
Aku
menemuinya saat dia sudah dirumah sakit dan sedang mengantri di rumah sakit
untuk mendapatkan kamar perawatan selama dia menjalani kemoterapi di rumah
sakit. Dan semakin kaget saat menemukannya dengan santai bahkan bercanda dengan
para penderita lain, wajahnya terlihat bahagia tanpa beban bahwa dia menderita
penyakit yang termasuk mematikan kalau boleh kita katakan. Ternyata adikku
nggak sendirian dia dengan banyak penderita lain yang juga akan menjalani
kemoterapi saling berbagi cerita. Akhirnya aku ikut nimbrung dengan mereka yang
pasti kutanyakan pertama kali apa mereka tidak merasa berat saat pengobatan
jalan sendirian tanpa pendamping? apa jawabannya, mereka justru merasa nyaman
saat sendrian begini karena bisa saling cerita dengan para penderita saling
berbagi kisah dan tidak direcokin dengan pengantar yang tidak sabaran, karena
kalau boleh dibilang untuk mengurusi semua tetek bengek administrasi dan
prosesnya lumayan panjang dan lama apalagi kalau kita termasuk pasien BPJS.
Kalau nggak sabar dan nggak dinikmati yang pasti akan lelah dan emosi. Tapi
yang kulihat wajah mereka tidak menunjukkan sakitnya, mereka bilang
"penyakitnya kan nggak kelihatan jadi kita nikmatin aja biar orang nggak
mandang kasihan pada kita".
Aku juga
menikmati saat ngobrol bareng mereka bahkan nggak terasa waktu yang dilalui
lebih dari 2 jam.
Dari
mereka aku tau apa artinya teman sejati, apa arti keluarga, apa arti sehat yang
pasti dan yang paling penting dari semua adalah arti hidup bahagia dan pikiran
positif.
Walaupun
mereka mempunyai penyakit yang boleh dibilang berat tapi mereka tetap tersenyum
dan menerima semua. Mereka tetap bersyukur dengan semua yang mereka hadapi dan
menjalaninya dengan tanpa beban. Mereka berkumpul di suatu tempat untuk saling
menguatkan.
Yang
dibutuhkan bukan rasa belas kasihan dari kita yang sehat, tapi pikiran positif
dari kita orang sekitarnya.
Dari
mereka banyak yang kuperoleh untuk diriku pribadi, rasa syukur yang banyak
untuk Allah sampai saat ini atas semua yang sudah kita dapatkan, dari rasa
syukur kita bisa menikmati hidup. Saat kita dalam keadaan terendah atau
terpuruk yang dibutuhkan adalah keluarga dan teman yang bisa menguatkan bukan
orang-orang hanya melihat kasihan saja. Seburuk apapun keadaan kita pasti ada
jalan keluarnya, carilah teman yang bisa menguatkan.