20 Okt 2016

Limited Lovers (manga) by Keiko Yamada

Aku barusan baca sebuah manga yang cukup menarik bagiku, awalnya sih mikir paling ceritanya seputar kehidupan romansa remaja. Dilihat judulnya sih ceritanya paling lurus-lurus aja dan rencana mau aku buat bacaan selingan aja, tapi ternyata wow ceritanya lumayan menyentuh juga.
Sebenarnya boleh dibilang ini manga lawas banget alias cetakan lama, dilihat aja publish di Jepang tahun 2004 dan di Indonesia cetakan pertama tahun 2008. Berhubung diriku juga baru berhubungan dengan dunia perkomikan setelah terputus cukup lama, jadinya yah begitu deh nyari yang belum pernah dibaca meskipun dah lama. 

Yang bikin menarik dibaca adalah ceritanya tentang perjuangan seorang remaja yang berkursi roda untuk menggapai impiannya tentang cinta dan kehidupannya. Bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan kepercayaan dirinya setelah mengalami kelumpuhan, perjuangannya mendapatkan teman sejati dan pastinya cinta sejati juga, yang paling berkesan semua perjuangannya membuktikan bahwa seorang cacatpun bisa menggapai impian sebagi seorang terapis.

Manga ini bercerta tentang kehidupan seorang remaja SMU bernama Karin Kakimoto yang mengalami kelumpuhan di kaki dan harus duduk di kursi roda serta bagaimana perjuangan untuk mendapatkan cinta dari dokter yang merawatnya, Teppei Okita.

Sebenarnya kalo boleh dibilang komik ini tidak hanya bercerita tentang perjuangan Karin tapi juga perjuangan Dokter Teppei untuk mencapai impian mereka berdua. 
Disini diceritakan Karin adalah seorang anak konglomerat, dia mendapatkan kehidupan yang mudah untuk mendapatkan segalanya bahkan untuk teman dengan mudah mengerubuti dia, tapi ternyata semua pertemanan itu hanya semu dibelakangnya mereka hanya memanfaatkan kekayaannya tanpa ketulusan dihati mereka untuk berteman. Dari sinilah rasa kurang percaya dirinya tumbuh dia merasa hanya orang lemah, orang yang tersingkirkan tidak akan ada yang mau berteman hanya orang yang dibayarlah yang mau bersamanya. Dia hanya punya Koko, teman sekolah dan juga cucu dari pengasuhnya yang dibayar untuk kerja tambahan sebagai pendampingnya. 
Saat dirawat di rumah sakit selama 6 bulan dia berkenalan dengan seorag dokter magang yang merawatnya Dokter Teppei. Seorang dokter yang berambisi untuk karirnya berhasil di RS ternama di Jepang, ambisi untuk membalaskan dendam atas kejatuhan ayahnya di RS yang sama. 
Karin yang jatuh cinta dengan dokter Teppei karena sifatnya yang berjuang mati-matian untuk kesembuhan pasiennya dan bagaimana dia memperlakukan para pasiennya. dan hanya dokter Teppei lah yang paling mengerti bagaimana menghadapi dia. Karin berusaha mendekatinya dengan berbagai cara, dalam usaha memperoleh perhatian Teppei inilah mulai terlihat kesungguhan Karin menggapai impiannya dan selalu ceria dalam menghadapi apapun. Melihat kesungguhan dan keceriaan Karin membuat Teppei semakin terikat dengan Karin. Dan akhirnya mereka bisa menyelaraskan impian mereka, Teppei semakin yakin dengan membangun kembali klinik ayahnya dengan didampingi Karin sebagai Terapis profesonal.
Banyak kejadian yang menyebabkan titik balik bagi Karin. Titik balik pertama saat dia mulai membuka hati untuk mulai berteman, dan menemukan teman sejatinya teman yang selalu mendukungnya teman yang selalu menemaninya disaat sedih maupun senang. Kejadian saat dia berhasil memerankan seorang pangeran saat festival di sekolah, latihan yang keras dengan keterbasan fisiknya dan mendapatkan kepercayaan semua temannya. Dari awal teman dan guru yang masih kurang percaya atas kemampuannya dan dia berusaha membuktikan bahwa dia mampu. Dan ternyata pentas itu berhasil walaupun dengan berbagai rintangan Karin yang harus dirawat di malam pementasan, tapi dia bisa melarikan diri dan melakukan pementasan walaupun akhirnya tumbang diakhir.
           
"Saat ini aku berubah"." Berhenti merendahkan diri sendiri". "Memenuhi cinta orang lain". " Berhenti menangis karena tidak pilih orang lain". "mulai hari ini dan selanjutnya akulah yang menentukan"."Apa yang ingin kulakukan, juga persahabatan dan cintaku". "Akulah yang akan menentukan jalan hidupku sendiri!"

Titik balik kedua saat dia menyadari kemana arah hidup dia selanjutnya, dia ingin mandiri tidak selalu bergantung dengan orang lain. Akan jadi apa dia nanti tidak selamanya orang cacat harus bergantung dengan orang sekitarnya. 
Dia menyadari saat di RS hanya melihat orang - orang seperti boneka yang melangkah tanpa jiwa baik perawat maupun pasiennya. mereka tampak sedih, tampak tertekan. Karin ingin menolong tapi tidak punya kekuatan, tidak bisa mengusap punggung mereka untuk menghibur. 
Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi seorang terapis di sebuah rumah sakit. Dia mulai mencari sekolah terapis di seluruh Jepang selama 3 hari dia keluar masuk 28 sekolah relaksasi. Dan semuanya menolak dengan tegas, karena keterbatasan fisiknya. Disini benar-benar terlihat bagaimana orang-orang awam memandang orang berkursi roda tidak akan bisa melakukan apa yang orang normal bisa lakukan. Bagaimana kualitas hidup orang cacat dianggap rendah tanpa diberi kesempatan mencoba. Disini Karin sempat terpuruk, tapi dengan bantuan Teppei dia mulai bangkit dan mengikuti pendampingan di RS untuk orang-orang keterbatasan fisik setelah mereka sembuh untuk perawatannya.
Saat pendampingan ini Karin bertemu dengan Dokter Daiduoji yang juga merupakan dokter pembimbing Teppei juga. Cuplikan kalimat dokter ini yang akhirnya bisa membangkitan Karin untuk terus menggapai impian sebagai tenaga relaksasi profesional walaupun dengan keterbatas fisiknya.

"Kau memang punya keterbatasan. Ada hal yang tidak bisa kau lakukan tapi sebagai gantinya kau harus mengerti perasaan orang yang punya masalah dengan tubuhnya secara total, kau harus bisa menempatkan dirimu pada posisi orang-orang lemah, yang dituntut bukanlah wawasan tapi pengalaman dalam tubuhmu, kalau kau dituntut untuk melakukan seperti yang dilakukan orang biasa tentu saja tidak akan pernah bisa. kau harus memikirkan apa yang bisa kau lakukan di kursi rodamu."

Benar-benar ini manga membuat kita tersadar bahwa walaupun orang dengan keterbatasan fisik mereka masih bisa mengejar mimpinya. Dan ternyata juga masih banyak orang yang timbul rasa kasihan saat melihat para penyandang cacat, padahal mereka bisa mandiri kalau kita orang sekitarnya juga memberikan kepercayaan pada mereka. Mereka tidak ingin selalu dibantu, tidak ingin selalu bermanja-manja mereka hanya ingin selalu didukung dan diberi kepercayaan bahwa mereka bisa.


Tidak ada komentar:

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...