28 Sep 2017

Jalan-jalan Singkat Di Minggu Pagi

Sudah hampir 4 hari ini kita jalan di Jatim, setelah kurang lebih 2 tahun nggak pulang ke Surabaya dan mampir ke kota Gresik. Ini hari terakhir kita liburan ke Gresik, minggu pagi kita sempatin jalan-jalan ke pasar di perumahan. 

Pintu depan pasar

Perumahan ini menurutku belum terlalu lama sebenarnya, tapi perkembangannya lumayan pesat. Di pasar ini banyak jajanan yang diperjualbelikan. Kebiasaan kalau pulang ke Jawa Timur baik ke kota kelahiranku Tulungagung atau ke Surabaya dan Gresik selalu berburu makanan khas atau makanan masa kecil kita yang masih ada. 
Di pinggiran pasar ketemu penjual yang menjual jajanan lawas, karena tertarik akhirnya kita dekati. Si ayah bilang itu jajanan yang dulunya sering aku beli saat masih di sekolah biasanya di campur sama parutan kelapa dan garam. 

jajanan tradisional yang sudah jarang

Akhirnya kita putusin beli deh minta untuk dibungkus siap makan. Daku sempet tanya namanya ke penjualnya, beliau bilang namanya emping cakul jeli. Si ayah si bilangnya ini popcorn desa (ada aja nih ayah namainnya) emang sih bentuknya seperti popcorn tapi lebih kecil. Si ibu ini jualnya di campur dengan kelapa dan gula. Kalau menurut aku rasanya unik banget bahkan si kembarpun juga menikmati, sampai berebut. Harga per porsi hanya 2000 kalau dibawa pulang biasanya di taruh di plastik, kalau mau langsung makan bisa minta di bungkus pakai kertas.

popcorn desa

Setelah habis makanan popcorn desa ini, kita penasaran dengan salah satu makanan yang di jual seorang ibu. Kalau aku tanya sih namanya lontong Roomo, semakin penasaran akhirnya belilah kita seporsi yang harganya 6000 rupiah.

penjual bubur roomo

Ternyata ini adalah salah satu makanan kota Gresik, terutama didaerah Manyaran. Makanan ini nggak begitu dikenal di Gresik kotanya (ini kesimpulanku sih karena pak suami bilang baru kali ini lihat makanan ini dulu padahal puluhan taun tinggal di Gresik). Makanan ini bisa disebut lontong roomo atau bisa juga bubur roomo. Satu porsi terdiri dari lontong, daun ketela yang dirajang halus, bubuk, bumbu yang bentuknya seperti bubur tapi warnanya kuning, krupuk nggak ketinggalan plus sambal juga.

bubur roomo

Lontong/bubur ini menurutku rasanya sih nano-nano alias campuran, ada rasa gurih dan manis dari buburnya yang warna jingga ke kuningan rasa pedas juga dari sambalnya. Lumayanlah buat pengganjal perut di pagi hari. Sepertinya emang makanan ini banyak juga penggemarnya, dilihat dari antrinya yang beli (emang cocok nih buat sarapan...).
Akhirnya jalan-jalan kita berakhir dengan mencari lauk buat sarapan yang sesungguhnya. Kita pilih menu bebek khas madura, ini yang paling dicari kalau pulang ke Surabaya atau Gresik.
nasi bebek 

Bebek yang di potong kecil-kecil dengan bumbu yang sangat meresap di beri sambal yang lumayan pedes. Makannya jadi lahap banget sampai tandas nih nasi di piring (tinggal tulang belulangnya aja)

nikmat banget ya...

Mungkin jalan-jalan pagi ini nggak terlalu jauh dan mahal, tapi berkesan bagi aku dan kembar. Mengenal makanan khas yang hampir menghilang atau bahkan hampir nggak dikenalin lagi.




Tidak ada komentar:

Apa Sih Virtual Asisten

  Beranda media sosialku lagi bersliweran info Virtual Asisten mulai dari pelatihan sampai jasanya. Awalnya sih karena aku penasaran cari k...